Banyak sekali tulisan yang bermutu dan itu saya sukai karena menambah wawasan, memperjelas isu yang tengah menghangat, merangsang cara berpikir lebih toleran, dan memprovokasi untuk berpendapat. Selain tulisan yang bersifat serius saya juga menyukai tulisan ringan yang menghibur seperti cerita, puisi, curhat, kelakar, tempat rekreasi dan kuliner.
Namun setelah menerobos lebih dalam lagi ke hutan Kompasiana saya tak jarang merasa kecewa. Saya sering menemukan judul-judul yang mengesankan isi tulisan yang perlu untuk dibaca atau setidaknya sayang untuk dilewatkan. Setelah masuk ke tulisan-tulisan yang judunya bikin penasaran/provokatif saya mulai kecewa di awal-awal membaca. Namun kekecewaan itu masih terkalahkan dengan rasa penasaran saya akan isi dan tujuan tulisan-tulisan tersebut hingga saya membacanya sampai akhir.
Saya merasakan ada "keanehan" di Kompasiana dan "keanehan" itu sungguh mengasyikan. Kompasiana telah memberi ruang yang amat luas untuk semua kompasianer dalam menuangkan gagasan dan isi pikiran. Tulisan yang ece-ece seperti tulisan saya pun mendapat tempat di sini dan dapat diakses oleh semua kompasianer dengan amat sedikit birokrasi.
Mungkin karena keleluasaan inilah di hutan Kompasiana tumbuh berbagai macam tumbuhan yang bernama tulisan dengan berbagai macam sifat alamiahnya. Lalu apakah hanya demi supaya tulisannya dibaca oleh khalayak harus menggunakan cara "menipu" dengan judul yang bikin penasaran tanpa mempedulikan isi tulisan. Padahal dengan gaya seperti Mas Inu (Wisnu Nugroho) pun yang berjudul biasa dan berisi tentang hal-hal yang biasa namun disajikan dengan manis khalayak tetap membaca tulisan-tulisannya.
Tulisan saya ini bertujuan hanya untuk berbagi kepada para kompasianer tentang suasana hati saya saat menemui judul tulisan yang wah ternyata isi tulisannya weh, karena keleluasan itu tadi.
Untuk yang suka memakai judul yang bikin penasaran, jangan sering-sering ya?
Jakarta, 20 September 2010