Seperti janji pada artikel sebelumnya ("
Keterwakilan Kita dan Pengrajin Kata, Catatan atas Ekaristi Mario Lawi"), demi menghormati Hari Puisi Nasional, saya kembali mengunggah artikel lawas yang belum pernah posting di Kompasiana sebelumnya (tetapi bisa ditemukan di platform lain sebagai GH).
KEMBALI KE ARTIKEL