Pernahkah kalian melihat sebuah postingan seseorang yang mengatakan dirinya pernah memiliki gangguan kesehatan mental?. Kemudian, dia menceritakan bagaimana dia bisa menyembuhkan gangguan tersebut dengan beberapa cara yang diketahui melalui internet ataupun buku, tanpa harus menjalani pengobatan ke tenaga ahli kejiwaan. Saat melihat postingan seperti itu, pertama saya melihat sisi positif bahwa itu baik untuk dirinya, ditambah lagi dari banyak komentar yang menunjukkan dukungan. Namun, selama pandemi, banyak orang yang terdampak kesehatan jiwanya, dari hanya sekedar rasa cemas hingga depresi akut. Sehingga tren tersebut menurut saya mungkin dapat memberikan dampak negatif. Untuk itu, ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan agar tren
self-diagnosis terhadap gangguan kesehatan mental ini sebaiknya tidak dilakukan.
KEMBALI KE ARTIKEL