Berapa waktu lagi yang harus kulipat agar dapat menatap manik matamu tanpa sekat?
Berapa malam lagi yang harus kulewati dalam ketersesatan rindu di rimbunnya belantara senyummu yang menjerat?
Sesungguhnya semua rasa telah kutuang ke dalam doa
Selaksa asa yang terpendam, kuperam pada satu munajat cinta
Meskipun kukuhnya gejolak sering dipatahkan oleh keraguanku
Hingga batinku terpacak bak sembilu menyayat pembuluh rindu
Malam mulai menua
Ribuan angan masih kuukir di bibir takdir
Menangkup isyarat semesta
Mengecup hening di kening nadir
Sahabatku,
Padamu segala tabah kupasrahkan
Karena hanya denganmu ingatanku berpulang
Dan sejauh apa pun kakiku melangkah
Rindu ini terlanjur menggerhana di relung jiwamu
Hingga kupastikan demi apa pun itu, inginku hanya satu