cukup satu kata takluk langit terbelah
Atau, seberapa telaga yang harus terbanjiri
air mata!
Sehingga luka bumi menjadi penganut
jejalan jati diri
Atau cukup sekerling sudut mata,
Agar bertekuk dendam rasa manusia
manusia pecinta
Atau biarlah bersila diri, lalu
liar satwa-satwa,
Terlepas dari terali pemangsa sejarah
Atau,
tidak perlu apa-apa
Sehinga, waktu kosong
Tanpa cela
Atau, Berapa detik lagi
Hingga nafasku tersentuh desah para jelita