Aku menatap kekakuan, walau gaduh yang lebih sering bersliweran. Aku sedang diajak menatap kehilangan kota tua. Polesan kesungguhan menjaga hati. Aku, sering terjebak pengkulitan tanpa berhasrat menyesap kenyal daging, atau sumsum sekalipun. Gemeretak itu, hanya bunyi benturan geligi dengan gumpal darah yang membeku lama.
KEMBALI KE ARTIKEL