Seakan mengikuti jejak sang ayah, anak muda yang tampak energik ini selalu cukup diminati media untuk diulas setiap langkahnya. Anak yang masih belia, seumuran mantan murid-murid saya. Menjadi hal yang familier bagi saya menatap anak seusia dia, Gibran Rakabuming, putra seorang presiden negeri ini. Familier, karena hampir 24 jam hidup saya berkelindan dengan figur-figur seusianya, lengkap dengan segala visi, konsep, dan idea dalam menatap hidup. Ingin move on, itu inti gerilyanya hati dan pikir anak-anak seusia dia. Selalu ingin melakukan kreasi, tanpa mau tahu akan sejarah. Baik sejarah pergulatan idea dunia, maupun sejarah pergulatan hati dan keyakinan masing-masing diri. Perkara prediksi saya ini salah, itu adalah hal biasa.