Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Ini Anak-anak Kita!

19 Maret 2014   22:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:44 533 19

Kaki mungil itu terseok membaca takdir

Setelah semalaman memimpikan harapan

Anak kita yang dilahirkan di bawah prasasti cinta

Yang ditimag-timang dalam dekapan maha sutera

Dalam kelembutan desah kasih bunga syurga

Terhembus bisikan, "Engkau adalah permata"

Tapi kini tergolek lemah dipembaringan belantara angkara

Karena berebut sangka tak peduli lagi jerit tangis bibir mungil bunga rumah tangga

Terhembas logika akan makna bahtera

Lupa jika senyum orang tua berjuta rasa

Tangan lentik itu patah!

Tak lagi mampu menopang derajat cita-cita

Yang didambakan saat janin tersulam ruh dan raga

Wajah itu memar lebam!

Ditengah kekehan tawa manusia-manusia

dihiruk-pikuknya ambisi dunia

diliarnya tudingan-tudingan tak bercelah

Kini anak itu lumpuh!

Mengharap sisa-sisa belas kasih yang mau

Sementara deretan kepedulian semakin menjauh

Tak terjangkau lagi oleh teriakan yang berpeluh

Mata juling itu tak lagi menggambarkan apa-apa

Hanyalah seonggok darah untuk ditelan mentah-mentah

ditendang-tendang, dibakar musnah nyali manusianya

Anak manusia, anak kita

Rumah mereka telah berujud neraka

Tak ada lagi kasih sayang, apalagi cinta

Hilang segala dendang nyanyian-nyanyian berkah

Ini anak kita, yang diasuh makhluk jalang!

Terasah oleh kebobrokan nafsu binatang!

Borok luka-luka yang tidak pernah hilang!

Seakan menjadi santapan peradaban yang tidak pernah kenyang!

Ini anak kita

Anak-anak yang seharusnya bermain di taman nirwana

Nyata dunia lengkap dengan derai tawa

Berliurkan sahaja, berlepotan cipta karsa

Lucunya, ketika kentut beraroma bunga

Gemasnya, ketika tangis adalah kerinduan

Nelangsanya, ketika gigi susu menetes darah

Takutnya, ketika senja menjadi isyarat dimulainya

Dengkuran mimpi lelapnya

Ini anak kita

Yang esok hari berharap menjelma manusia perkasa

Tapi!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun