Sudah jamak kita tahu bahwa fenomena "serangan fajar" masih marak terjadi sebelum perhelatan pemilu tahun ini (14/02/2024). Media amplop sebagai nilai tukar suara masih menjadi menarik untuk diperbincangkan, mengingat perihal tersebut sudah dianggap tradisi. Persoalannya apakah tradisi tersebut memang menjadi prasyarat bangunan demokrasi atau bagaimana?. Apakah jual beli suara adalah tradisi bagi tegaknya nilai-nilai demokrasi yang dimaksud?. Jika diruntut masih menyisakan pertanyaan yang banyak sekali terkait konteks saat ini.
KEMBALI KE ARTIKEL