Sebagai respons terhadap situasi tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara (FKM USU) mengambil inisiatif untuk melaksanakan program sosialisasi pencegahan DBD di Desa Pulo Jantan. Dengan menggandeng perangkat desa dan tenaga kesehatan Puskesmas, mahasiswa KKN-T 3 FKM USU bertujuan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya pencegahan DBD melalui kegiatan yang partisipatif dan melibatkan warga secara langsung. Â
Program yang dijalankan oleh mahasiswa KKN-T 3 FKM USU ini didorong oleh keprihatinan masyarakat terhadap tingginya kasus DBD di desa mereka. Dengan pendekatan yang sistematis, mahasiswa merancang berbagai kegiatan edukatif seperti penyuluhan langsung, pemasangan poster, serta pelaksanaan gerakan 3M Plus (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas). Salah satu kegiatan utama adalah penyuluhan kepada warga mengenai cara mengenali gejala awal DBD dan langkah-langkah penanganan dini untuk mencegah komplikasi. Â
Selain penyuluhan, mahasiswa juga melaksanakan aksi bersih-bersih lingkungan bersama masyarakat. Kegiatan ini meliputi pembersihan saluran air, pengangkatan barang-barang bekas yang berpotensi menjadi sarang nyamuk, serta pengasapan (fogging) di lokasi-lokasi yang dianggap rawan. Mahasiswa juga mengajak kader posyandu dan kelompok ibu-ibu PKK untuk menjadi pelopor dalam membudayakan pola hidup bersih dan sehat di lingkungan mereka. Â
Program KKN-T 3 FKM USU ini juga melibatkan anak-anak dan remaja desa melalui kegiatan edukasi yang lebih kreatif. Mahasiswa menggunakan media gambar dan permainan edukatif untuk mengenalkan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sejak dini. Dengan pendekatan yang menyenangkan, anak-anak diajak memahami bagaimana kebiasaan sederhana, seperti menutup tempat penampungan air dan membersihkan genangan, dapat berperan besar dalam mencegah penyebaran DBD. Â
Kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN-T 3 FKM USU ini mendapatkan sambutan positif dari masyarakat Desa Pulo Jantan. Warga merasa lebih paham mengenai pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan cara mengenali tanda-tanda awal DBD. Selain itu, partisipasi aktif warga dalam program ini menunjukkan bahwa kesadaran kolektif merupakan kunci dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat. Â
Diharapkan, upaya ini tidak hanya menjadi langkah awal untuk menekan angka kasus DBD di Desa Pulo Jantan, tetapi juga dapat menginspirasi desa-desa lainnya untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap kesehatan lingkungan. Dengan dukungan berkelanjutan dari semua pihak, diharapkan masyarakat dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan bebas dari ancaman DBD.