terlepas dari semua kemajuan pembangunan tersebut, bila di lihat dari perkembangan informasi terkait masalah pemberitaan kota Makassar, ternyata Rating tertinggi pemberitaan kota Makassar bukan berada pada keberhasilan pembangunan tersebut namun terkait masalah pemberitaan Konflik, khususnya konflik antar mahasiswa yang sering berakhir dengan bektrok.
sebuah pengalaman dari penulis ketika berkomunikasi dengan salah satu kawan yang berada di Jawa, menurutnya"bukan makassar kalau aksi demontrasi tidak berakhir dengan caos. disamping aksi demonstrasi yang sering berakhir bentrok, makassar juga tekenal sebagai kota yang paling tinggi ratingnya kalau berbicara konteks tawuran mahasiswa.
ketika kembali mengutik pengalaman dari penulis saat menyambangi sebuah stasion TV dalam rangka melakukan sebuah peliputan kegiatan. dari penjelasan yang diberikan oleh pihat stasion TV tersebut mengatakan bahwa," sangat sulit untuk bisa meliput pemberitaan tersebut karena untuk wilayah makassar pemberitaan untuk kegiatan-kegiatan sosial rating-nya rendah, makassar lebih bisa diterima pengguna media kalau beritanya terkait masalah tawuran atau konflik-konflik". tutur salah seorang karyawan Stasiun TV tersebut.
Entah apa yang menjadi alasan sehingga situasi ini bisa terjadi, padahal bila melihat kondisi kota Makasssar saat ini sudah sangat berkembang. sehingga riskan ketika pemberitaan yang muncul justru hanya terkait maslah konflik. apakah budaya keras orang makassar yang sudah tercap dari sejak dulu atau kah memang kenyataan saat ini bahwa setiap kejadian-kejadian yang terjadi di Makassar adalah sebuah pemberitaan yang begitu langkah sehingga rating-nya tinggi. ataukah hanya dibesar-besarkan, ataukah unsur politik bermain dibalik semua ini.