Sejarah pertambangan di Indonesia telah dimulai dengan kegiatan pertambangan secara tradisional oleh penduduk dengan seizin penguasa lokal seperti raja dan sultan. Kemudian sejak berkuasanya Pemerintah Hindia Belanda, tahun1850 dibentuk
Dienst van het Mijnwezen (Dinas Pertambangan) yang berkedudukan di Batavia. Dinas ini bertujuan untuk mengoptimalkan penyelidikan geologi dan pertambangan menjadi lebih terarah.
Menjelang 1920, sesuai dengan rencana Pemerintah Hindia Belanda menjadikan Bandung sebagai ibukota Hindia Belanda, maka dilakukan persiapan untuk memindahkan kantor
Mijnwezen ke Bandung.
Departement Burgerlijke OpenbareWerken (Departemen Pekerjaan Umum) yang membawahi Mijnwezen dan menempati Gedung Sate.
KEMBALI KE ARTIKEL