Setiap kawasan ada lirik tersendiri yang dikisahkan dalam bakembong. Kalau di Seloto-Taliwang, sejak kecil saya dengar liriknya bebas-bebas saja yang penting alunannya mendayu sehingga bayi bisa tertidur.
Berikut salah satu contoh tembang bakembong masyarakat daerah Sumbawa, sbb:
Matunung andi matunung
Meleng tunung kubeang me
Jangan jadi kembo kopang
Adi ode dalam bilik
Jentik ima poyong mama
Sadua kita gama andi
Seiring berkembangnya zaman, tak banyak yang masih meninabobo anak mereka menggunakan ayunan (beng). Dengan demikian, tradisi bakembong juga semakin langkah terdengar.
Perubahan sosial yang terjadi dalam masyarakat setempat menyebabkan tradisi sehari-hari semakin berubah. Lagipun jarang generasi muda sekarang yang menghafal tembang pendek yang dialunkan secara berulang-ulang sampai sang bayi tertidur itu.
Sebenarnya sangat disayangkan karena sesederhana apapun sebuah tradisi, pasti memiliki nilai seni tersendiri dan merupakan khazanah masyarakat yang perlu dipelihara dan diwarisi secara turun temurun melalui proses sosialisasi yang berkesinambungan.
Sosialisasi kearifan lokal oleh pemerintah desa perlu dilakukan dengan baik demi terjaganya budaya masyarakat sebagai identitas kelompok masyarakat.
Sekadar berbagi dari Pulau Sumbawa.
KL12102019