Rabu (26/7) pekan lalu, Sepuluh orang siswa kelas XI IPA Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) yang merupakan peserta kelas lintas minat mata pelajaran Sosiologi, mendiskusikan masalah pemberian pekerjaan rumah (PR) yang akhir-akhir ini mencuat dibahas dalam masyarakat Indonesia. Suasana diskusi berlangsung hangat karena ada pro dan kontra. Namun berakhir dengan sebuah kesepakatan yang justru tidak memihak kepada mereka.
KEMBALI KE ARTIKEL