Mohon tunggu...
KOMENTAR
Ilmu Alam & Tekno

Kosmosentrisme-Ekologi: Suatu Wacana Universal Dalam Kerangka Teologi Pembebasan

16 September 2024   20:48 Diperbarui: 27 September 2024   19:14 188 1
Istilah Ekologi pertama kali digunakan oleh Ernst Haeckel (1869), dan didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya yang bersifat organik maupun an-organik.[1] Lebih luas, ekologi memiliki korelasi dengan rumah tangga makhluk hidup yang bermuara dalam suatu sistem yang tunggal, ekosistem. Ketegangan yang terbangun dalam ekosistem ekologi kerap kali memunculkan konflik dalam siklus kehidupan antara manusia dengan makhluk lain. Istilah kosmosentrise dipopulerkan oleh seorang teolog kenamaan berkebangsaan Brazil, Leonardo Boff. Kosmosentrisme yang dikemukakan oleh Leonardo Boff membias dari keprihatinan terhadap alam semesta yang "dinomor duakan". Paham kosmosentrisme mengkristalkan paham bahwa seluruh  makhluk di alam semesta memiliki hak asasi dan bukan hanya manusia. Awalnya ekologi masih menjadi wacana regional karena berkaitan dengan pelestarian spesies tertentu yang terancam punah atau dengan penciptaan cagar alam yang memastikan kondisi yang lestari bagi berbagai ekosistem hayati. Atau dengan kata lain kehijauan planet ini, terutama hutan tropis yang mangandung keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Namun timbulnya kesadaran akan akibat dari pembangunan industri, ekologi pembebasan menjadi wacana universal.[2] Kendati kosmosentrisme sering kali tersisihkan sebagai masalah kedua setelah industri dan ilmu pengetahuan (antroposentrisme) yang ternyata adalah "rumpun serampangan" yang terus eksis dalam ekosistem kosmik. Mengingat krisis lingkungan semakin realistis, tokoh-tokoh yang berkehendak baik dalam mengusahakan suatu sistem rekonstruksi ekologis, mengingat dunia sedang dihadapkan pada akibat kehancuran lingkungan hidup dan pemanasan global maka lahirlah suatu teologi baru yakni teologi pembebasan. Awalnya teologi pembebasan berbasis pada Asia sebagai respon atas permasalah ekologis, kemiskinan dan keterbelakangan sumber daya manusia. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun