Kebebasan yang ada dalam diri manusia sering kali diartikan hanya sebatas ketiadaan atau absennya tindakan paksaan atau kekangan dari luar diri manusia itu sendiri. Paksaan atau kekangan itu dapat berupa aktivitas fisik, psikologis, sosial, historis, dan lain sebagainya. Hasilnya, tindakan manusia lebih sering dipengaruhi dari apa yang ada di luar dirinya yang membebaskan. Jika demikian, maka manusia yang bertindak tersebut justru tidak dapat dikatakan bebas sebab kebebasan sejati sesungguhnya berasal dari dalam diri yang mampu menentukan diri. Dalam tradisi individualis dan liberalis Eropa, seseorang dapat dikatakan bebas apabila ia dapat memilih tujuan-tujuan atau tindakan-tindakan baginya. Menurut tradisi ini, ketika seseorang berbuat berdasarkan kehendaknya sendiri tanpa adanya paksaan dari pihak lain, maka orang itu dikatakan bebas. Walaupun begitu, pada realitasnya, situasi di luar diri manusia juga tidak dapat dinihilkan ketika berbicara tentang kebebasan.
KEMBALI KE ARTIKEL