Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Catatan Kecil Penjual Terompet

25 Desember 2012   03:05 Diperbarui: 24 Juni 2015   19:05 131 2
ISYARAT TEROMPET




terompet itu telah aku tiupkan

menjadi genderang

kembali ke medan

sebenar-benarnya pertempuran

naga kupilih sebagai awal

lidah apinya menjelma pemantik

semangat juang yang meredam

hingga kembali berkobar

dari ruang yang paling akar

lalu seekor burung kugenggam

sayap-sayapnya mengepak mimpi

mimpi yang terbenam

di antara kelu lidah dan nafas yang

kuhirup-hembuskan dalam

dalam diam

diam

dan kupu-kupu pun berterbangan

di antara bebunga yang layu dan

berjatuhan di sebidang tanah yang

pernah kusketsa menjadi taman

tempat bermain anak cucuku nanti

namun akhirnya kerucut

kembali melukis wajah-wajah kecut

dan aku semakin tertunduk

setelah mendongak tajam

menatap ujungnya yang runcing

lalu kuhitung kembali

seikat terompet yang telah kupegang

barangkali ada yang kurang dari

ragam rupa  yang kupesan jauh

sebelum tahun baru itu

lambaikan tangan

tawarkan perubahan

- dan satu rupa benar-benar terlewatkan -

sementara aku hanya bergumam

"sudahlah, Riyan. barangkali saksofon itu kan datang

belakangan. bukan untuk kau perjualbelikan

sebab ia datang sebagai teman. dengan indah nada-

nada yang ia lahirkan, kelak"

Purwokerto, Desember 2012

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun