Banyak pihak yang kebakaran jenggot ketika kasus MARKUS terungkap. Namun, yang paling mengejutkan, menurut pengakuan dari aktor MARKUS, ternyata Pengadilan Pajak adalah tempat untuk bermain-main, dan negosiasi besarnya pajak yang harus dibayar. Penelusuran lebih lanjut di situs resmi Sekretariat Pengadilan Pajak juga menyatakan bahwa memang ada hal-hal 'berbau amis" di Pengadilan Pajak. Di dalam situs dapat dilihat bahwa informasi penting publik mengenai Berkas-Berkas perkara, dan Hasil-Hasil putusan Pengadilan Pajak, tidak tersedia untuk publik. Hal ini menimbulkan pertanyaan lebih lanjut mengenai siapa-siapa saja yang berperkara, dan bagaimana hasilnya ? Tidaklah heran apabila ternyata, sejak terungkapnya kasus MARKUS baru-baru ini, diketahui bahwa ternyata negara telah kalah 80 % dalam kasus pajak. Situs yang seharusnya menjadi referensi resmi bagi  masyarakat yang notabene adalah pembayar pajak, malah secara sengaja menutup-nutupi informasi yang penting. Informasi-informasi milik publik yang seharusnya dibuka transparan, malah ditutup-tutupi, disamar-samarkan, dan bahkan disembunyikan. Tidak heran dengan adanya hal ini malah mendukung, dan menyuburkan praktik MARKUS Pajak.
KEMBALI KE ARTIKEL