Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Bayar Uang Kuliah, Kampus Milik Siapa?

19 September 2022   18:20 Diperbarui: 19 September 2022   18:47 321 2
Hi Guys, Tahukah kamu bahwa selama ini Anda yang masih menempuh pendidikan tinggi di Kampus adalah Pemilik dari Kampus?

Mengapa saya katakan demikian, karena coba Anda perhatikan dan teliti sendiri. Selama ini Anda membayar biaya pendidikan Anda di kampus yang Anda tempati biaya tersebut adalah biaya semester yang nominalnya tidak menentu tergantung Universitas atau Sekolah Tinggi ataupun Institut.
Uangnya ini larinya kemana? Pasti ke gaji dosen, fasilitas kampus, dan sebagainya.

Jadi bisa dipastikan bahwa Anda lah sebenarnya yang menjadi pemilik dari kampus tempat anda studi.  

Selama Anda masih menempuh pendidikan di kampus tersebut maka Anda lah yang memiliki kampus.

Uang Semester tiap bulan kita bayar, tetapi tambah hari tambah aneh-aneh saja dosen atau maunya kampus.

Kalau kita komplain kita di marahin di kata-katain.

Wahai Para Dosen yang budiman, Tahukah Anda bahwa Anda itu dibayar oleh Mahasiswa-mahasiswa Anda? Tahukah kalian bahwa yang Anda suruh lakukan ini lakukan itu adalah orang yang mengaji Anda? Tahukah Anda bahwa orang tua dari mahasiswa memasukkan anaknya ke kampus Anda untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan bermutu bukan yang aneh-aneh??

Aneh-aneh disini maksudnya banyak yah tergantung fakultas masing-masing bahkan kampus masing-masing.

Bayar kuliah mahal-mahal tetapi Kampus bobrok itu gimana yah?

Saya sedikit curhat, saya adalah salah satu mahasiswa dari sekolah tinggi manajemen dan ilmu komputer (STMIK) di provinsi yang berbentuk huruf K dan berada di kota paling bawah garis lurus dari huruf K. Kota yang terkenal dengan makanan khasnya yaitu Coto dan Pallubasa.

STMIK ini adalah STMIK yang sudah lama berdiri dikota tersebut. Rata-rata penduduk di kota ini sudah mengenal STMIK tersebut. Terlebih lagi untuk warga keturunan Tionghoa pasti sangat familiar.

STMIK ini akreditasinya B dan baru saja menyelesaikan akreditasi menuju ke Institusi.

Tetapi bagi saya hal ini sebaiknya dipertimbangkan lagi oleh BAN PT.

Mengapa demikian? Karena STMIK ini terlalu memaksakan untuk menjadi Institusi. Kami para mahasiswa diminta untuk mengisi kuisioner mengenai mata kuliah. Tetapi ketika kita isi kuisioner tersebut dengan jawaban dari hati yang jujur malahan kami kesal. Why? Karena ketika setelah kami selesai mengirim seluruh jawaban kuisioner. Kuisioner itu di reset dan kami diwajibkan untuk mengisi semua nya dengan yang baik-baik tidak boleh buruk (Alias diajarkan untuk BerBohong).

Inilah salah satu bentuk dari Sekolah Tinggi yang tidak akan maju menuju Institusi.

STMIK ini dulu menjadi saingan dengan salah satu STMIK yang kini menjadi Universitas.

Tetapi STMIK yang saya bahas sekarang ini adalah STMIK yang tidak pantas menuju Institusi bahkan sebaiknya pihak Akreditasi Ban PT dan juga Kementerian Pendidikan melakukan pengawasan ketat terhadap STMIK tersebut apakah STMIK tersebut dapat layak beroperasi atau tidak.

Tetapi kalau saya sendiri pribadi mengatakan sudah tidak layak beroperasi lagi. Kenapa? Karena terlalu banyak yang harus Kementerian Pendidikan melakukan Sidak dadakan terhadap STMIK ini. Mulai dari persyaratan kelulusan yang mewajibkan mahasiswa untuk mendapatkan minimal 300 poin sampai dengan yah itu tadi seperti mengisi kuisioner.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun