Satu ketika dalam kelas Leadership, dosen pengampu mata kuliah menyuruh kami untuk menuliskan nama orang-orang yang telah berpengaruh dan menjadi tokoh yang menginspirasi dalam kehidupan mahasiswa. Dan saya pun menuliskan nama seorang ibu guru yang mengajar Vocal dan pendidikan agama Kristen. Seorang guru yang pandai mengajar, sederhana, sangat memotivasi dan menjadi teladan dalam kehidupan saya. Pernah suatu ketika, saya merasa merasa gagal untuk melakukan suatu tugas dan saya mulai menyerah. Namun ibu guru tersebut memberikan motivasi bahwa sebenarnya beliau melihat kemampuan saya. Bukan kita yang menilai diri nilai namun orang lain. Dan beliau katakan bahwa saya mampu dan hebat. Dan kata-kata ini menjadi satu kekuatan yang luar biasa yang membuat saya akhirnya percaya diri. Melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan. Jika seorang bertanya mengapa saya menjadi guru? Itu karena saya mempunyai guru yang luar biasa berperan dalam hidup saya. Dan saya ingin anak-anak lain pun merasakan seperti apa yang saya alami.
Konsep pendidikan yang dilakukan oleh guru saya terdahulu ternyata merupakan konsep pendidikan yang digagas oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara
" Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani" Dan melalui Program Guru Penggerak ini, mata saya mulai tercelik lagi bahwa seorang guru harus kembali ke filosofi awal pemikiran Ki Hajar Dewantara ini.
- Ing Ngarso Sung Tulodho dimana guru harus menjadi tedalan
- Ing Madya mangun Karsa dimana guru harus menjadi motivator
- Tut Wuri Handayani, guru harus menjadi pendorong semangat
Jika semangat dan filosofi pendidikan Ki Hajar Dewantara ini kita terapkan dengan baik kepada murid kita, maka kita akan melihat hasil yang maksimal dimana murid kita akan menjadi putra bangsa yang terbaik, berguna bagi nusa dan bangsa.
KEMBALI KE ARTIKEL