Industri makanan dan minuman di Indonesia terus berkembang pesat, didorong oleh peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan. Salah satu tren yang mendominasi saat ini adalah produk pangan fungsional, khususnya yang kaya akan antioksidan, seperti wedang pokak atau dalam bentuk yang lebih praktis, sari pokak. Artikel ini akan membahas tentang proses produksi sari pokak, mulai dari bahan baku hingga optimasi menggunakan metode statistik.
Bahan Utama dan Proses Produksi
Sari pokak dibuat dari bahan utama jahe merah, yang memiliki kandungan antioksidan tinggi dengan nilai IC50 sebesar 57,14 ppm. Proses ekstraksi dilakukan melalui metode perebusan, di mana suhu dan waktu pemanasan menjadi faktor kritis untuk mencapai kualitas optimal. Untuk meningkatkan efisiensi dan hasil, penelitian menggunakan Response Surface Methodology (RSM) dengan model Central Composite Design (CCD).
Hasil dan Verifikasi
Dari hasil percobaan, suhu optimal yang direkomendasikan adalah 95°C dengan waktu pemanasan selama 33 menit. Sari pokak yang dihasilkan memenuhi standar SNI 3719:2014. Verifikasi dilakukan dengan melakukan tiga kali pengulangan, dan sari pokak optimal yang dihasilkan menunjukkan aktivitas antioksidan kuat dan aman dikonsumsi konsumen.
Uji Hedonik dan Implikasi Konsumen
Pengujian hedonik dilakukan untuk mengevaluasi penerimaan konsumen terhadap sari pokak hasil optimasi. Meskipun hasil menunjukkan bahwa sari pokak memiliki aktivitas antioksidan yang tinggi dan kadar gula yang sesuai, rasa jahe yang kuat membuatnya kurang diminati oleh panelis, terutama di kalangan mahasiswa.