Teori
chaos pertama kali dicetuskan oleh seorang meteorologis bernama Edward Lorenz pada tahun 1961.[1] Teori
chaos mencoba menemukan bentuk keseragaman dari berbagai data yang kelihatannya acak. Lorenz secara tidak sengaja menemukan teori
chaos ketika ingin mencari penyebab dari mengapa cuaca tidak bisa diramalkan.
Chaos menunjukkan ketidakberaturan, kekacauan, keacakan atau kebetulun, yaitu; Gerakan acak tanpa tujuan, kegunaan atau prinsip tertentu.[2] Alam semesta yang bersifat dinamis ini, sepertinya bekerja melalui sistem linear, tetapi tidak sedikit juga yang bekerja bukan secara linear dan tidak dipahami secara secara sistem linear, seperti, ombak di pantai, garis pantai, awan, pohon dan bahkan manusia itu sendiri. Manusia bisa menjadi sumber
chaos. Sekalipun manusia merupakan ciptaan yang paling istimewah dari ciptaan lainnya. Hal ini dikarenakan manusia memiliki akal budi dan perasaan. Tetapi tidak jarang juga manusa berperilaku seperti hewan dan bahkan seperti iblis sekalipun karena terkadang manusia tidak bisa mengendalikan akal dan pikirannya maka dari itu diciptakanlah agama- agama sebagai sebuah pedoman hidup oleh Tuhan.[3] Namun, dalam perjalanan manusia menjadikan agama sebagai sumber
chaos.
KEMBALI KE ARTIKEL