Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Berdukacita dalam Perspektif Ibrani

9 Juni 2024   06:58 Diperbarui: 9 Juni 2024   06:59 77 1

 "Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur." (Matius 5:4, NIV)

Perspektif Ibrani :
Dalam bahasa Ibrani, bahasa Perjanjian Lama, kata untuk "berdukacita" adalah (avel). Kata ini berasal dari kata akar (avel), yang berarti "berdukacita" atau "meratap". Dalam konteks biblis, berdukacita bukan hanya tanggapan emosional terhadap kehilangan, tetapi juga pilihan yang disengaja untuk mengakui dan mengungkapkan duka.

Kata akar (avel) terdiri dari tiga huruf Ibrani: Aleph (), Bet (), dan Lamed (). Setiap huruf ini memiliki makna yang signifikan:

1. Aleph () melambangkan kepala lembu, yang melambangkan kekuatan dan kepemimpinan.
2.  Bet () melambangkan rumah atau kemah, yang melambangkan tempat tinggal dan perlindungan.
3. Lamed () melambangkan cambuk atau tongkat, yang melambangkan bimbingan dan arahan.

Bersama-sama, huruf-huruf ini , Yesus Yang Juga Orang Yahudi ingin menyampaikan gagasan tentang kekuatan, perlindungan, dan bimbingan dalam masa kesedihan dan berdukacita.

Dalam bahasa Ibrani, kata kerja (avel) berada dalam bentuk Qal imperfect tense, yang menunjukkan tindakan yang berkelanjutan atau terus-menerus. Ini mengisyaratkan bahwa berdukacita bukanlah peristiwa sekali-sekali, tetapi proses pengakuan dan penanganan duka.

Nilai Numerik dari Kata Berdukacita, Dengan menggunakan abjad Ibrani, setiap huruf memiliki nilai numerik. Kata (avel) memiliki nilai numerik total 42:

 Aleph () = 1
 Bet () = 2
 Lamed () = 30

Angka 42 memiliki arti penting dalam numerologi biblika, mewakili jumlah generasi dari Abraham hingga Yesus (Matius 1:17). Nilai numerik ini  melambangkan gagasan bahwa berdukacita bukan hanya pengalaman pribadi, tetapi juga proses penyembuhan dan penebusan yang bersifat kolektif dan antargenerasi.

REFLEKSI :
Dalam Matius 5:4, Yesus menjanjikan bahwa mereka yang berdukacita akan dihibur. Janji ini bukan hanya ungkapan sentimen simpati, tetapi prinsip biblika yang berakar kuat. Bahasa Ibrani dan gramatikanya yang mendasari ayat ini mengungkapkan kekayaan makna, yang menyoroti pentingnya mengakui dan menangani duka.

Ketika kita merenungkan ayat ini, kita diingatkan bahwa berdukacita bukanlah kelemahan, tetapi tanda kekuatan dan keberanian. Dibutuhkan keberanian untuk menghadapi rasa sakit, mengakui kerugian kita, dan mengungkapkan duka kita. Dan dalam proses berdukacita inilah kita membuka diri untuk kenyamanan dan penebusan yang hanya dapat diberikan oleh Allah.

BERKATNYA :
Secara kesimpulan, perspektif Ibrani tentang Matius 5:4 mengungkapkan pemahaman yang mendalam tentang berdukacita sebagai langkah yang diperlukan menuju penyembuhan dan penebusan. Melalui Makna,akar kata, tata bahasa, dan nilai numerik yang mendasari ayat ini, kita memperoleh penghargaan yang lebih mendalam terhadap konsep berdukacita dalam kitab suci dan hubungannya dengan kenyamanan dan penebusan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun