Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Bias Luluh Bintang

17 Juni 2010   09:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:28 64 0
Rembulan,
Kita saling bertatapan malam ini,
Pendarmu menyejukkan mataku,
Aku tak tau, apakah ada bintang lain yang mengelilingi orbitmu,
Ataukah hanya debu meteor yang terfatamorgana?

Sungguh aku tak tau.....

Yang aku tau, tiap detik kurindukan malam agar dapat menatapmu seperti ini,
Kurindukan pesawat antariksa agar aku dapat sampai padamu secepat mungkin,
Mencium bahagia pasirmu.

Rembulan,
Kukatakan padamu, aku tulus memandangmu,
Aku tak menginginkan satelit lain yang kata orang melebihi keindahanmu.

Cukuplah bagiku cahyamu membutakan pandanganku, menulikan pendengaranku, memenuhi ruang batinku.

Allah, tiada Tuhan selainMu,

Jadikan aku matahari di pagi hari untuk meneranginya,
Jadikan aku beringin di siang hari untuk meneduhinya,
Jadikan aku selimut sutra di malam hari untuk menghangatkannya,
Jadikan aku ....
Jadikan aku ....
Jadikan aku ....

Ya Sayyidina junjunganku,

Ijinkan aku membelai rambutnya saat ia merindu,
Ijinkan aku mengecup keningnya saat kepergianku berjihad,
Ijinkan aku memegang erat tangannya saat kan menghadap syafaatmu kelak,
Ijinkan aku ....
Ijinkan aku ....
Ijinkan aku ....

Wahai sinar lubuk hati.......

Menangislah dibahuku, jika kesedihan kan menahanmu,

Bersandarlah didadaku jika keresahan kan mendekapmu,

Berlindunglah dipunggungku jika ketakutan kan menarikmu,

Aku kan selalu ada untukmu,
Kemarin, hari ini, esok atau lusa.

Rabbana wa taqabbal du'a
Walhamdulillahi Rabbil 'alamin

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun