Rembulan tak pernah ingkar janji. Ia selalu datang pada kami tepat setelah Matahari yang jahat telah lelah memanggang bumi. Dengan sisa peluh yang masih menggantung di sudut lelah, kami berlarian ke padang rumput yang luas, menyanyikan
lir-ilir yang bersahut-sahutan seolah tak akan pernah letih. Di atas ubun-ubun kami, sang dewi malam tersenyum dengan lembut, memancarkan pendarnya yang gemulai diiringi tarian gemintang. Bersama-sama dengan kami, langit dan bumi menari dalam kegembiraan.
KEMBALI KE ARTIKEL