Dalam tulisan ini akan tergambar keluh kesah saya pribadi mengenai permasalahan yang telah mendarah daging sekian dekade di Negara ini. Hal yang paling saya lihat dan dengar sejak kecil adalah bias mengenai Guru dengan ungkapan " Pahlawan Tanpa Tanda Jasa". Sementara, Negara ini mendambakan Generasi Emas 2045, yang mana pendidikan adalah kunci utama dari terwujudnya hal tersebut. Setiap terjadi perubahan struktur pemerintahan, secara masif perubahan kebijakan dilakukan juga. Pemerintah sibuk membuat wacana kecerdasan anak bangsa, ketepatan kurikulum dan output dari hasil kebijakan tersebut. Namun mereka cenderung melupakan tonggak awal dari berdirinya peradaban hebat adalah pendidikan. Jika saya mengibaratkan Generasi Emas 2045 adalah sebuah mobil Ferrari yang begitu cepat, mewah dan elegan, maka para guru adalah teknisi  yang membuatnya. Hal itu berbanding lurus dengan yang kita butuhkan, semakin mewah yang ingin kita dapatkan, maka semakin mahal pula yang kita keluarkan. Saya sangat kesal jika nilai yang diberikan kepada seorang teknisi untuk Ferrari tidak cukup untuk membayar sebuah bilik tempat tinggal di bantaran sungai. Satu-satunya mendapatkan kemawahan tanpa bekerja keras adalah memenangkan lotre 200 triliun, karena 71 triliunnya untuk potongan pajak operasionalnya. Tetapi, apakah begitu cara berpikir kita dalam membangun Generasi Emas? Kita mengharapkan Jackpot dari lotre yang dibeli 300 ribu sekali sebulan
.
KEMBALI KE ARTIKEL