Dalam sejarah perkeretaapian di indonesia, peristiwa kecelakaan (baca: tabrakan) KA Argo Bromo Anggrek dengan Senja Utama di Petarukan Pemalang Jateng bisa dibilang tidak seberapa dibanding yang terjadi pada kecelakaan KA tahun 1987 di Bintaro. Dimana KA 225 jurusan Rangkasbitung-Jakarta terlibat tabrakan dengan KA 220 jurusan Tanah Abang-Merak, yang menewaskan sedikitnya 156 orang dan 300-an orang luka-luka. Akan tetapi, ia cukup memberi isyarat betapa tradisi maut di gerbong KA tidak akan pernah tuntas hanya pada titik mempersoal "kambing hitam".
KEMBALI KE ARTIKEL