KOMENTAR
Catatan
Artikel Utama
Dua Langit: Ketika Aku Tertunduk Karena Keponggahan
30 April 2015 10:36
Diperbarui: 17 Juni 2015 07:31
48
2
hai langit biru kami masih disini menapak bumi meyaksikan keperkasaanmu hai langit kesatu itukah mungkin namamu berlapis sampai tujuh nun jauh sampai di lauh mahfuzd dikau bak kanvas biru ketika pemilik alam menulis keindahan ketika peguasa alam mengingatkan menghamparkan petebaran nan sungguh luas seluas alam adakah anak manuisa nan memperhatikan merenungkan dan menyadari bahwa alam ini tidak sia sia mengangkasa melindungi alam sebagai atap nan tiada pernah runtuh hai langit warnamu berubah dari biru menjadi jingga keeamasan ketika mentari masuk keperaduan lukisan alam nan indah tak terperikan hai langit dikau muncul terang bederang ketika matahari menguak takdir siang mengguggah hati siapa saja yang cinta kedamaian siapa saja yangg peduli kesaksian warna warna keindahan temaram hai langit nan tinggi disana dikaulah kekuasaan nan memberitakan ketika angin membawa awan hitam ketika hujan tapis menapis di curahkan hai langit betapa perkasanya dikau aku tertunduk malu akan keponggahan
KEMBALI KE ARTIKEL