Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Pristiwa G 30 S/PKI :Hasil Rekaysa Suatu Konspirasi yang Masih Misteri

1 Oktober 2012   15:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:24 4764 1
Peristiwa Gerakan 30 September tahun 1965 yang di lancarkan PKI merupakan "lembaran hitam "dalam sejaarah masional Indonesia,yang telah menelan  ratusan ribu korban warga masyarakat Indonesia yang tidak bersalah.Peristiwa tersebut tidak terjadi secara kebetulannya saja,akan tetapi telah melalui suatu proses settinisasi oleh tangan-tangan terlatih secara profesional sehingga sampai kinipun peristiwa itu masih di liputi misteri.

Berbagai kontroversi  terkait  peristiwa G 30 S/PKI  tahun 1965 sampai  sekarang  belum   terungkap ,dan kelihatannya  pemerintah kurang  berminat  untuk  mengungkapkannya secara  objektif .Memang   paham komunis pertama sekali tercatat dalam sejarah Indonesia di bawa oleh Sneevlet,seorang Marxis/Leninisme yang mulanya untuk merongrong SDI.

Kemudian  Sneevlet  mendirikan  organisasi  ISDV yang   selanjutnya bersama  Semaun, kepala  Cabang SDI Semarang merongrong  internal SDI sehingga terpecah dua.Seumaun bergabung  ke ISDV seiring membawa SDI cabang  Semarang kepada paham progressif Revolusioner yang berlawanan dengan pimpinan pusat SDI secara keseluruhan.Karenanya  SDI Cabang Semarang ,Jawa Tengah kemudian di anggap sebagai SDI Merah yang selanjutnya menjadi PKI . Sementara SDI  pimpinan HOS.Cokroaminoto   selanjutnya  di sebut sebagai SDI putih yang  kemudian menjadi PSSI.

Dalam perjalanan sejarah perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia,PKI melancarkan kudeta militer tahun 1948 di Madiun.Pemberontakan PKI Madiun sangat berbahaya,karena Indonesia di hadapkan kedalam dua front sekakigus,di  satu  sisi harus melawan  Belanda  namun  di sisi  lainnya secara bersamaan pula  harus bisa memtahkan pemberontakan tersebut.  Dalam   pemberontakan PKI tahun 1948 itu,  Amir Syarifuddin manatan PM ikut pula memperkuat posisi PKI,sebagaiamana juga  aktifis FDR lainnya.

Pemberontakan tersebut akhirnya dengan susah panyah bisa di gagalkan,satu persatu wilayah berhasil direbut kembali dari PKI,namun demikian Presiden Sukarno belum membubarkannya.PKI tereus bergerak seiring semakin sengitnya pewranag dingin antara Blok barat pimpinan AS dan Blok Timur Uni Sovyet.

Bersamaan itu pula rejim Orde lama pimpinan Presiden Sukarno yang sudah terombang ambing dari dan ke Barat-Timur, sehingga rejim  mulai  meninggalkan UUD 1945  dan  bergabung ke  Timur dengan membentuk poros Jakarta,Hanoi,Beijing dan Pyongyang.Presiden Sukarno mengeluarkan dekrit 5 juli 1959,Parlemen di bubarkan berikut anggotanya di bubarkan.Lalu  Sukarno  mengambil alih  semua  kekeuasaan,  sehingga saat itu semua kekuasaan eksekutif,Legislatif dan Yudikatif berada di bawah satu tangan,Sukarno.

Dekrit Presiden dikeluarkan dengan alasan untuk kembali ke UUD 1945,tetapi hanya alasannya belaka yang tidak pernah ditepatinya.Bahkan sebaliknya Presiden Sukarno mengkhianati UUD dengan memegang semua kekuasaan,serta  ia mengarahkan Indonesia pro Blok Timur sehingga semakin kuatnya pengaruh PKI dalam berbagai lini dalam permerintah Orde lama.

Konsekuwensi dari ketidak konsistensinya kepada UUD dan pancasila,maka rejim Orde lama mendapat perlawanan dari berbagai daerah di Indonesia yang sebagiannya mendapat dukungan Barat.Dalam kontek ini memaksa Sukarno semakin anti barat dan pro Timur yang sesuai dengan kemauan PKI.Konstalasi krisis politik,ekonomi domistik  yang parah seiring menguatnya tekanan Barat semakin terkucilnya Indonesia dari dunia internasional.

Untuk itu rejim Orde lama coba mengalihkan perhatian rakyat dari krisis domistik kepada ancaman asing, dengan mengobarkan konfrontasi dengan Malaya,pembebasan Irian Barat.Tetapi  itu  juga   mengalami kegagalan sehingga Sukarno mengeluarkan Indonewsia dari keanggotaannya dari PBB,serta menjalankan politik"Mercusiar",menyelegarakan Ganefo sebagai tandingan pesta olahraga Olimpiade  tersebut.

Seiring dengan terkucilnya Indonesia dari dunia Internasional ,dan semakin menguatnya kekuatan PKI pimpin DN.Aidit dan organisasi satelitnya  dalam berbagai komponen elite politik dan juga militer.Bahkan terkesan Sukarno menikmatinya,berkuasa di atas komplikasi antara PKI dan AD .Namun kemudian konflik itu terjadi juga yang sampai sekarang sulit terungkap kebenarannya.

Kalau pernah menyksikan film pengkhianatan G 30 S/PKI yang selalu di putar setiap tanggal 30 September di zaman Orde Baru ,yang memperlihatkan bahwa PKI itu dengan Gerwaninya sangat kejam.Mereka telah menculik para jenderal AD dan di bawa ke Lubang Buaya ,dan disana disiksa luar biasa jauh dari batas-batas perikemanusiaan.Kelihatannya pula,bahwa Suharto dengan amat  mengherankan luput dari perhartian PKI padahal menduduki posisi strategis sebagai Komandan Kostrad,  yang sebelumnya sudah bertemu dengan Kolonel Latif  .

Dalam kontesk ini PKI menuding bahwa terdapat"Dewan Jenderal"yang hendak merebut kekuasaan dari rejim Orde lama pimpinan Presiden Sukarno sehingga mereka mendahuluinya untuk menyelamatkannya, seriring menculik para jenderal AD yang di eksekusi di Lubang Buaya,kawasan belakang Bandara Halim Perdana Kusuma.Menurut ceritera dalam film G 30 S/PKI dengan jelas kelihatan betapa biadabnya PKI dan Gerwani yang melakukan penyikasaan terhadap para Jenderal tersebut.

Namun menurut hasil visum dokter terhadap jenazah patara jenderal yang kemudian di ambil oleh Suharto,namun fotokopinya di ketemukan beberapa tahun kemudian bahwa tidak  ada tanda-tanda penyiksaan seperti itu  terhadap jenazah para jenderal"pahlawan revolusi" itu.Jadi banyak terdapat kejanggalan yang perlu di pertanyakan tentang sejarah G 30 S/PKI tersebut.Terkait dengan masalah itu misalnya dimana naskah Supersemar yang asli ,juga dimana sekarang surat visum et reportum asli yang diambil oleh Suharto itu ?

Kemudian pertanyaan serupa sebelum terjadi penculikan terhadap para Jenderal,Brigjen Suharto bertemu dengan Kolonel Latif .Dan apakah hal itu  sebagai indikasi  bahwa sesungguhnya Suharto sudah mengetahui gerakan tersebut sebelumnya ? .Lalu apa yang sebenarnya terjadi di balik peristiwa  berdarah tersebut ? Dan sekiranya naskah asli Supersemar itu ada dimana sekarang,masak landasan berdirinya Orde baru itu hanya berdasarkan secarik fotokopi  belaka ? Lalu mengapa pemeritah juga sepertinya kurang perhatiannya untuk menyelidiki peristiwa tersebut ,karena terkait suatu pelanggaran HAM yang berat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun