Sementara bagi Paman sam sendiri yang sedang terbelit hutang dampak krisis ekonomi karena membiayai suatu peperangan di Iraq dan Afghanistan itu,ketegangan di Teluk Parsia bisa dimamfaatkannya untuk menyalahkan ancaman teroris asing sebagai penyebab terjadinya krisis hutang tersebut.Paman Sam juga bisa menggunakan ketegangannya dengan Iran di Teluk Parsia untuk menjadikan Arab Saudi sebagai negara pemesan terbesar berbagai mesin perang nselama 10 tahun kedepan,sehingga Paman Sam bisa mengurangi penganggurannya paling tidak sekitar 50.000 orang.
Bagi Paman Sam semakin tegangnya konstalasi politik dan militer di Teluk Parsia justeru semakin baik ,karena bisa menambah devisinya untuk membayar hutangnya yang sangat besar tersebut.Krisis ekonominya secara bertahap mulai tumbuh seiring berkurangnya pengangguran,penjualan perlengkapan senjata kepada kawasan Teluk semakin meningkat.Dalam perjanjiannya dengan Arab Saudi selama 10 tahun kedepan ,berbagai jenis mesin perang sudah dipesan oleh Ryad dengan nilai US$ 60 Milyar .
Terkait ketegangan di Teluk Parsia,Paman Sam segera memasok 84 unit pesawat tempur F 15 ke Arab Saudi senilai US$ 30 Milyar,dan berbagai jenis lainnya dengan harga tidak kurang dari US$ 5 Milyar termasuk berbagai jenis helikopter,arteleri dan juga rudal anti rudal yang ditujukan untuk menyaingi Iran.Selain AS juga Inggris sudah memasok Tank Scorpionnya,serta Jerman Tank Leopard yang sempat menimbulkan perdebatan sengit di Parlemennya.Karena Jerman masih melarang penjualan mesin perangnya kedaerah-daerah konflik,tetapi karena kebutuhan mendesak untuk mengatasi krisis zona Euro Jerman melanggar aturannya sendiri.
Dalam konteks inilah meskipun Wakil Presiden Iran Mohammad Rahimi mengancam akan menutup Selat Hourmuz jika Barat terus menerus menekan Iran dengan lebih memperketat lagi sanksinya tersebut.Dan seiring mengadakan latihan militer di sebelah timur Teluk ,mulai Selat Hourmouz sebelah utara Oman,Yaman,hingga Somalia dan pakistan ataupun India itu namun hal itu merupakan latihan rutin Iran.Menurut Laksamana Muda Habibullah As Syayari ,bahwa latihan itu dilakukan di perairan internasional yang membentang sekitar 3000 kilometer dengan sandi Velayat -90 itu sebagai pesan perdamaian kepada negara tetangga yang mengikut sertakan berbagai jenis perlengkapan nmioliter modern,terutama rudal ,kapal selam,fregat dan juga pesawat tanoa awak produksi Iran sendiri.
Latihan militer besar-besaran Iran itu juga di pantau oleh pusat armada AL AS di Bahrain ,bahkan salah satyu kapal induk terbesar yang dimiliki AS,USS Stennis sudah mendekati kawasan itu sesuai dengan yang dikatakan oleh Moussavi ,komodor pasukan pengawal Revolusi Iran .Memang pesawat pengintai Iran sudah melihat sebuah kapal Induk milik AS sedang mendekati kawasan latihan peperangan Iran ,dan sampai sekarang tidak terjadi apapun insiden antara kedua pasukan yang berseteru itu selain hanya perang kata-katanya lewat media massa internasional.Paman Sam memang tidak mentolerir siapapun yang hendak menutup selat Hormuz sebagaimana dikatakan oleh Robecca Nuland,karena jalur yang dilintasi sekirat 40 persen suplai energi dunia di lindungi hukum internasional sebagaimana statemen Perancis.
Meskipun ketegangan kelihatannya semakin meningkat ,namun demikian mengamati keadaan Iran seperti sekarang ini yang memiliki teknologi militernya seperti itu besar kemungkinannya konflik milter di kawasan Teluk Parsia tidak akan terjadi,karena Iran mampu menghancurkan ladang-ladang minyak sekitarnya terutama Arab Saudi,Kuweit,Bahrain,bahkan bisa menghantam Israel dengan rudal balistiknya .Bukankah karena alasan ini,sehingga Paman Sam mendiririkan pangkalan militernya di Eropa Tengah seperti Rumania,dan juga Turki.
Sementara AS sendiri yang sedang melepaskan diri dari krisis pagu hutangnya ,serta sekutu NATOnya juga sedang terbelit krisis zona Euro yang belum diketahui kapan akan berakhir itu .Karenanya sebagaimana dikatakan oleh Menteri Pertahanan AS,Leo Panetta bahwa AS enggan menyerang Iran karena bisa berdampak sangat luas.Ini dikatakan mantan direktur CIA itu ketika sedang kostalasi politik sangat tegang sebagai ekses dari ancaman serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran.Selain itu juga AS belum pulih dari luka perangnya di Iraq yang baru seminggu mereka keluar dari sana,sementara di Afghanistan pasukan AS masih belum juga mampu merontokkan perlawanan Thaliban.Berdasarkan pertimbangan tersebut,maka sulit kiranya bagi Paman Sam dan sekutunya untuk terjun kembali kedalam kancah peperangan,yang akan menimbulkan korban jiwa lebih besar daripada yang dialaminya di Iraq,Afghanistan.Semoga saja hal itu memang bisa berakhir dengan cepat dan damai, semuanya bisa diselesaiakan lewat perundingan yang bisa diterima oleh semua pihak sebagaimana di kehendaki oleh masyarakat internasional .