Kegiatan edukasi ini ditujukan kepada Kowani, organisasi federasi terbesar dan terlama di Indonesia. Anggotanya terdiri dari organisasi perempuan di seluruh Indonesia. Tercatat ada 103 organisasi perempuan yang menjadi anggota Kowani.
Literasi keuangan ini bagian dari Gerakan Nasional Cerdas Keuangan (GENCARKAN) terselenggara secara hybrid. Sebanyak 500 anggota Kowani hadir secara tatap muka dan lebih dari 1000 anggota Kowani hadir secara online.
Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengatakan edukasi dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan masyarakat, penting juga ditujukan kepada kelompok perempuan.
Mengapa? Karena perempuan berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kemampuan ibu sebagai "menteri keuangan di keluarga" yang mumpuni mengelola keuangan akan menentukan arah kesejahteraan keluarga.
"Ada istilah yang sekarang mendunia yang banyak menyebabkan anak-anak muda depresi, yaitu over-indebtedness. Sebenarnya kita sudah mengenal lama istilah itu, kebanyakan utang. Jadi bagaimana kita mengajarkan anak-anak supaya tidak konsumtif kalau tidak dimulai dari ibu-ibu. Makanya kenapa itu penting," tegasnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengingatkan bahayanya fenomena 'fear of missing out' atau fomo, terutama saat individu tergabung dalam suatu komunitas, yang mendorong masyarakat pada perilaku konsumtif.