Biasanya, event lari sangat jarang diikuti penyandang disabilitas. Namun, kali ini semua kalangan bisa mengikutinya, termasuk peserta disabilitas. Semangat "From Zero To Hero" yang diusung dalam perhelatan ini ternyata cukup memacu gairah peserta disabilitas untuk mengikuti event ini.
Ada pelari disabilitas spektrum autis dan disabilitas pengguna kursi roda dari Jakarta Swift Wheelchair Basketball dan Komunitas PPDI (Perkumpulan Penyandang Disabilitas Indonesia) yang melakukan start yang sama dengan pelari lainnya di nomor lari 5K.
Disabilitas pengguna kursi roda terlihat antusias berlari menggunakan kursi roda dan tidak menjadi hambatan ketika start bersamaan dengan peserta yang lain.
Tidak hanya itu. Bertepatan dengan peringatan Hari Bahasa Isyarat Internasional di bulan September ini, sebanyak 11 peserta dari Komunitas Pelari Isyarat juga mengikuti Garmin Run Indonesia 2024 - Asia Series.
Di antaranya, Ricendy Januardo yang mewakili kategori 10K dan Siti Rodiah yang mewakili kategori 5K. Keduanya merasa senang mengikuti Garmin Run. Terlebih pihak panitia juga menyediakan aksesibilitas  jelang flag-off.
Seperti juru bahasa isyarat dan layar visual hitung mundur yang jelas dan besar. Fasilitas ini membuat mereka bisa mempersiapkan start dengan baik tanpa terlewat. Tentu saja, itu sangat membantu mereka.
"Hari ini saya sangat mengapresiasi karena ada juri isyarat sehingga tidak hilang kesempatan dalam lomba ini. Semoga ini menjadi role model dan bisa menjadi contoh bagi acara-acara lari lainnya," kata Siti.
Pelari disabilitas Herlina Delima Angelina Lumban Gaol juga turut ambil bagian dalam event lari ini. Ia terdorong untuk ikut dalam Garmin Run 2024 karena ingin menantang dirinya sendiri. Ia juga ingin tahu sejauh mana batas kemampuan berlari yang bisa dicapainya.
Herlina menuturkan mulai intens berlari semenjak pandemi Covid-19. Namun karena ia merasa performa larinya kurang memuaskan, ia lantas memutuskan untuk bergabung dengan GRC (Garmin Run Club) Indonesia.