Mau rumah tidak terang dan tak berlampu?
Tidak mau dong...
Punya lampu tidak di rumah?
Ya, punyalah
Tapi bagaimana kalau lampu tidak dinyalakan?
Ya, pasti gelap gulita
Rumah tak berlampu tidak bisa apa-apa
Meraba-raba melangkah
Tidak tahu mana jalan
Bisa salah masuk
Listrik sudah dibayar tapi tak dinyalakan lampunya
Buat apa?
Bukan pelit tapi malas
Ada rumah tapi tak berlampu
Gelap gulitalah rumah itu
Ini sama saja dengan orang kafir
Tidak punya petunjuk hidup
Hanya punya raga
Ada rumah berlampu tapi lampunya tak dinyalakan
Apa bedanya dengan orang kafir gelap gulita tak terang juga hatinya meski ada lampunya?
Sama saja dengan rumah muslim yang punya Al-Quran
Tapi petunjuk Al-Quran itu tak pernah dihidupkan
Tak pernah disentuh
Tak dibaca
Tak dibacakan
Tak didalami apalagi dilaksanakan
Apa bedanya rumah muslim dan kafir tadi?
Bila tak menjadikan Al-Quran sebagai cahaya dalam kehidupan
Itulah rumah tak berlampu
Atau dia punya Al-Quran tapi tak pernah dibacanya
Tak pernah difahaminya
Hasilnya rumahnya tetaplah gelap gulita
Rumah gelap tak bercahaya
Jalannya meraba-raba
Lupa janji, hutang dan tanggung jawab
Terhadap manusia
Terhadap Allah Ta'ala
Hilanglah keberkahan
Bersiaplah salah langkah
Susah hidupnya
Hanyalah kematian kecuali datang mu'jizat-Nya
"Musibah yang paling besar dalam kehidupan seseorang bukanlah kematian, tetapi musibah yang terbesar adalah hilangnya rasa takut seseorang terhadap Allah Ta'ala, sementara dia sudah berada diambang kematian."
"Barang siapa yang tak pandai bersyukur pada Allah Ta'ala, tak pandai berterimakasih pada manusia maka dia akan kehilangan semua nikmat tanpa disadarinya."
"Barang siapa yang pandai berterimakasih, bersyukur, sesungguhnya ia berterimakasih pada dirinya sendiri, dan begitu pula sebaliknya, bila tak pandai bersyukur, hakikatnya dia tak bisa bersyukur pada dirinya sendiri."
"Barang siapa yang bersyukur, maka Allah akan menambah nikmat itu, barang siapa yang tak pandai bersyukur, maka adzab Allah teramatlah pedihnya."