"Bu, Emes! Bu... Nih, ada emes... " Katanya lucu, sambil menyodorkan hape. Lalu melengos seperti malu-malu tapi bangga saat aku mengucapkan terima kasih dan memujinya.
Itulah gambaran batita jaman sekarang. Belum genap dua tahun saja, dia sudah tahu apa itu hape, dan untuk apa kegunaan atau bagaimana cara menggunakannya.
Tadi pagi, Teh Endang dari Majalengka meneleponku, katanya kemarin nomorku meneleponnya, tapi pas diangkat, hanya ada suara anak, celoteh gak jelas sekian lama dan Teh Endang gemes sendiri mendengarkannya karena katanya lucu. Dan suara anak kecil itu pasti Fahmi, anakku.
Pantesan kemarin Jumat, sebelum ayahnya berangkat jumatan, sempat bilang, kalau Fahmi bawa hape dan gayanya seperti orang dewasa saja; menempelkan hape di pipi sambil mondar-mandir dan bicara gak jelas. Maklum Fahmi memang masih banyak kata yang diucapkannya belum jelas.
Aku jadi senyum sendiri lagi manakala kembali teringat kebiasaan Fahmi saat ini selalu bilang "Bu, emes... Bu, nih emes..." sambil menyodorkan hape kepadaku.
Maksud Fahmi, dia memberikan hape kepadaku sambil memberitahu kalau ada pesan masuk buatku (Fahmi menyebut SMS dengan bahasanya sendiri jadi "emes"). Meski hanya bunyi notifikasi jejaring sosial, tapi kalau dia mendengarnya, maka dia akan langsung lari membawa hape yang memang biasa aku taruh di meja dan memberikannya untukku. Kasihan juga dia selalu berlari-lari tergopoh-gopoh, padahal sesungguhnya bukan ada notifikasi pesan singkat yang masuk, hanya pemberitahuan dari jejaring sosial saja.
Sejak itu, aku menyeting notifikasi dari berbagai aplikasi yang aku instal menjadi silent dan hanya menyisakan aplikasi yang penting saja supaya Fahmi tidak selalu berlari-lari memburu hapeku.
Gadget jaman sekarang memang ibarat pisau bermata dua. Tidak hati-hati dalam memantaunya, bisa-bisa anak menjadi korban jika salah dalam menggunakannya. Sebagai orang tua, sebaiknya sudah mempersiapkan diri sejak dini agar anak bisa dibimbing dan diarahkan. Jika anakku yang belum genap dua tahun saja sudah bisa membuka layar dan menelepon (sembarangan) tentunya anak yang lebih besar darinya bisa melakukan hal lebih dari itu.