Strategi ini ternyata mampu menaikkan nilai jual bagi makanan tradisional. Alhasil, camilan yang biasanya ada di warung-warung kini mampu bersanding dengan produk-produk ternama.
Salah satu pelaku usaha yang sukses mengubah citra camilan tradisional adalah Rofi Agustina. Gadis belia asal Desa Toyareka, Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga yang baru menginjak usia 20 tahun ini memproduksi camilan mie lidi dan mie gepeng sejak 2 tahun silam.
Alasan Rofi terjun ke bisnis ini karena besarnya peluang. Menurut dia, masyarakat Purbalingga, khususnya anak muda, gemar mengonsumsi makanan ringan di kala senggang.
Rofi memproduksi mie lidi dan mie gepeng. Makanan yang terbuat dari tepung terigu ini sering dijumpai di dekat SD-SD atau warung. Cita rasa pedas asin makin klop dengan tekstur mie yang renyah.
Dia mengklaim memulai bisnis dengan modal 300ribu rupiah. Uang tersebut digunakan untuk membeli bahan baku dan kemasan.