Erik Erikson adalah seorang psikolog perkembangan yang terkenal dengan teori perkembangan psikososial. Ia menyatakan bahwa perkembangan manusia berlangsung sepanjang hayat melalui delapan tahap yang berfokus pada konflik atau krisis psikososial tertentu yang harus diselesaikan untuk mencapai pertumbuhan emosional dan sosial yang sehat. Teori Erikson menekankan pentingnya hubungan sosial dalam membentuk identitas dan kepribadian.
Tahap-Tahap Perkembangan Psikososial Erikson
1.Tahap 1: Kepercayaan vs. Ketidakpercayaan (0-18 Bulan)
Pada tahap ini, bayi belajar untuk mempercayai atau tidak mempercayai lingkungan mereka berdasarkan bagaimana kebutuhan dasar mereka terpenuhi.
•Keberhasilan: Jika perawatan diberikan dengan konsisten dan penuh kasih sayang, bayi akan mengembangkan rasa percaya terhadap dunia.
•Kegagalan: Perawatan yang tidak konsisten atau pengabaian menyebabkan rasa ketidakpercayaan.
2.Tahap 2: Kemandirian vs. Rasa Malu dan Ragu (18 Bulan-3 Tahun)
Anak mulai mengembangkan kemandirian dengan belajar melakukan hal-hal sendiri, seperti makan atau berpakaian.
•Keberhasilan: Anak yang didukung dalam usaha mandirinya akan merasa percaya diri.
•Kegagalan: Kritikan yang berlebihan atau kontrol yang terlalu ketat dapat menyebabkan rasa malu dan keraguan terhadap kemampuan sendiri.
3.Tahap 3: Inisiatif vs. Rasa Bersalah (3-5 Tahun)
Anak-anak mulai merencanakan aktivitas dan mengambil inisiatif dalam permainan serta tugas-tugas kecil.
•Keberhasilan: Inisiatif yang didukung mendorong rasa kepemimpinan dan rasa percaya diri.
•Kegagalan: Terlalu banyak pembatasan atau hukuman dapat menyebabkan rasa bersalah.
4.Tahap 4: Ketekunan vs. Rasa Rendah Diri (5-12 Tahun)
Anak-anak mulai mengembangkan rasa tanggung jawab dan keterampilan. Keberhasilan akademik dan sosial sangat mempengaruhi harga diri.
•Keberhasilan: Dorongan dan pujian membangun rasa percaya diri dan ketekunan.
•Kegagalan: Kritik atau kegagalan yang berulang dapat menyebabkan rasa rendah diri.
5.Tahap 5: Identitas vs. Kebingungan Peran (12-18 Tahun)
Masa remaja adalah waktu eksplorasi identitas dan nilai-nilai pribadi. Remaja mencoba memahami siapa diri mereka dan tujuan hidup mereka.
•Keberhasilan: Penemuan identitas yang kuat dan rasa diri yang jelas.
•Kegagalan: Kebingungan tentang peran sosial dan rasa identitas yang tidak stabil.
6.Tahap 6: Intimasi vs. Isolasi (18-40 Tahun)
Orang dewasa muda mulai membangun hubungan dekat dan penuh komitmen.
•Keberhasilan: Kemampuan untuk membentuk hubungan yang intim dan penuh cinta.
•Kegagalan: Ketidakmampuan untuk membangun hubungan yang dekat dapat menyebabkan isolasi dan kesepian.
7.Tahap 7: Generativitas vs. Stagnasi (40-65 Tahun)
Orang dewasa di usia paruh baya fokus pada memberikan kontribusi kepada masyarakat, baik melalui pekerjaan maupun keluarga.
•Keberhasilan: Merasa produktif dan berguna bagi generasi berikutnya.
•Kegagalan: Perasaan stagnasi atau tidak berkontribusi.
8.Tahap 8: Integritas vs. Keputusasaan (65 Tahun ke Atas)
Individu menilai hidup mereka, menerima pencapaian mereka, atau menyesali kegagalan.
•Keberhasilan: Rasa kepuasan dan kedamaian batin.
•Kegagalan: Penyesalan mendalam dan rasa keputusasaan.
Konsep Penting dalam Teori Erikson
1.Krisis Psikososial
Setiap tahap melibatkan konflik psikososial yang harus diselesaikan. Penyelesaian yang berhasil menghasilkan kekuatan psikologis yang mendorong pertumbuhan lebih lanjut.
2.Perkembangan Sepanjang Hayat
Tidak seperti teori lainnya, Erikson menekankan bahwa perkembangan berlangsung seumur hidup, dari bayi hingga usia lanjut.
3.Pengaruh Sosial dan Budaya
Erikson menganggap hubungan sosial dan budaya memiliki peran besar dalam membentuk identitas individu.
Implikasi dalam Pendidikan dan Pengasuhan
•Memahami Kebutuhan Anak pada Setiap Tahap
Guru dan orang tua dapat memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan anak, seperti memberikan dorongan untuk membangun kepercayaan diri atau memberikan kebebasan yang terarah untuk mengembangkan kemandirian.
•Pentingnya Hubungan Sosial yang Positif
Pembentukan identitas dan rasa percaya diri sangat dipengaruhi oleh hubungan yang penuh kasih dan dukungan.
Kesimpulan
Teori psikososial Erik Erikson menyoroti pentingnya pengalaman sosial dalam perkembangan kepribadian. Setiap tahap perkembangan menghadirkan tantangan unik yang harus diatasi untuk membangun karakter yang sehat. Dengan memahami tahapan ini, individu dapat mengembangkan strategi yang lebih baik dalam mendukung pertumbuhan sosial dan emosional yang positif sepanjang hidup.