Pilpres di tahun 2014 ini juga penuh rekayasa. Suara oemilih direkayasa, teror-teror SARA dan kampanye hitam merajalela. Yang membedakannya, rekayasa pilpres kali ini tidak diketahui siapa dedengkotnya dan tak diketahui apa tujuannya. Seolah-olah ada gerombolan mafia di balik layar. Komplotan ini tidak menghargai UU Pemilu dan UUD 45, dan tidak takut kepada presiden. Bayangkan, Presiden SBY pun dihantamnya!
Semoga Presiden SBY masih memiliki kepercayaan diri sebagai Kepala Negara, untuk menghukum komplotan mafia ini sesuai UU yang berlaku. Terbitkan dekrit dan batalkan hasil pilpres. Jika tidak, ulah mafia ini akan menjadi preseden buruk bagi proses demokrasi berikutnya di Indonesia. Ini akan mencederai demokrasi, jelas-jelas mengkhianati Ampera.
Kita adalah bangsa yang berdaulat!
****