Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen

pasar malam itu

3 September 2011   03:28 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:16 114 0
~ hanya kerinduan kelak membawaku pulang~

22 Juli 2011

Dear adik. Ada pasar malam di desa sebelah. Ingatkah kita pernah membeli gula kapas? Dan kita memakannya saat pulang berjalan kaki. Pelan-pelan. Habis. Sebelum sampai rumah agar kita tak dimarahi Ibu karena membeli dan memakan gula kapas itu.

23 Juli 2011

Dear Adik. Ada pasar malam di desa sebelah. Tadi melihat balon Nemo si ikan badut. Hanya saja dia bersirip sama besar. Kamu ingat kisah ini. Sama seperti kita yang dengan segala kekurangan pergi dari rumah demi melihat dunia yang lebih luas. Dan kembali demi sujud terima kasih pada Ibu dan Bapak.

24 Juli 2011

Dear adik . Ada pasar malam di desa sebelah. Kembali ramai setelah waktu lalu sebagai tempat penampungan para pengungsi dari Merapi . Kini kehidupan terus berjalan. Sebuah cita-cita menjadi tujuan.

26 Juli 2011

Dear Adik. Ada pasar malam di desa sebelah.
Donat, untir-untir, tahu petis banyak makanan dipersiapkan untuk dijajakan nanti malam.
Dulu kita sering hanya dapat melihat dan menghirup kelezatan. Tak mungkin kita dapat membelinya. Adzan berkumandang bergegas kembali ke rumah. Masakan Ibu pasti lebih lezat. Yang terbaik.

28 Juli 2011

Dear Adik. Ada pasar malam di desa sebelah. Ingatkah kita diam-diam membeli sepasang kelinci setelah tangisanmu semalam merengek ingin membeli mereka? Kemudian kita beri nama Plendas dan Plendus. Lucu.

30 Juli 2011

Dear Adik. Tak ada lagi pasar malam di desa sebelah. Besok memasuki bulan Ramadhan. Satu bulan lagi. Semoga kelak Idul Fitri dan kerinduan membawaku pulang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun