Aku tahu yang dimaksudkan Adam. Aku yakin para penulis sastra yang masuk dalam berbagai grup facebook -- berkaitan dengan sastra -- pasti tahu yang dimaksud. Masalahnya, mereka tidak ingin tahu dan menganggap sepele persoalan mencontek, plagiat, atau apalah nama yang tepat dengan perbuatan curang yang dilakukan itu. Bahkan, aku sempat baca di daerahnya D termasuk salah satu tokoh sastra.
Konyol. Itulah sastra. Dunia yang dekat dengan nurani, yang merasa diri paling suci, yang berpikir memiliki tingkat kematangan paling wah dibandingkan bidang lainnya, justru menyimpan sunyi yang luar biasa. Mungkin, ini sebabnya, mereka abai dan asyik dengan dirinya sendiri. Pernah santer terdengar dan ramai dibicarakan di fesbuk. Tak hanya D, penulis terkenal yang disingkat SGA dan TI juga dituding pernah melakukan itu. Namun, tak ada penyelesaian. Tak ada penjelasan, pertanggungjawaban, atau apalah yang menyangkut perbuatan plagiasi mereka. Semuanya berlalu begitu saja.
Seakan semuanya lupa. Padahal, tidak. Jadi, wajar jika -- menyadur apa yang dilakukan orang, entah siapa -- terhadap Munir, maka terhadap kasus aktivis HAM ini adalah istilah bagus "Melawan Lupa".
Semoga mereka yang mengaku penulis tidak diam-diam atau hanya berkubang dengan dirinya sendiri. Terhadap pengkhianatan yang pernah terjadi di dunia kesusastraan tersebut sepertinya tidak tahu atau 'kura-kura dalam perahu, suka terhadap yang bikin malu. Hemmm.....