"Gendang telu sendalanen, lima sada perarihen" saat ini lebih umum dikenal masyarakat Karo dengan sebutan
"Gendang lima sendalanen." Penamaan ini berkaitan dengan jumlah dan jenis perangkat musik tradisional yang digunakan, dan hubungannya dengan falsafah hidup orang Karo
"Merga si Lima, Rakut si Telu, Tutur si Waluh."
KEMBALI KE ARTIKEL