Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora

Surat Terbuka Spartan Nusantara untuk Menlu RI Ibu Retno Marsudi

2 April 2022   17:24 Diperbarui: 2 April 2022   18:58 250 1
Surat Terbuka SPARTAN NUSANTARA untuk Ibu Menteri Retno Marsudi

Yth Ibu Menteri Luar Negeri RI

di

Jakarta

Assalamualaikum...wr. wbt., Salam sejahtera untuk Ibu Menteri.

Besar harapan kami, semoga kami menjumpai Ibu dalam keadaan sehat walafiat dan senantiasa dalam lindungan Allah, Swt. Kiranya bulan suci Ramadhan yang sedang dijelang juga membawa taufik dan hidayah bagi Ibu sekeluarga dan kita senegeri. Amin.

Ibu Menteri yang terhormat, kami dari komunitas Suara Profesional dan Relawan Tangguh untuk Negeri (SPARTAN) Nusantara merasa bahwa Indonesia belum melakukan langkah-langkah strategis selaku penyelenggara KTT G20 tahun ini. Secara infrastruktur pendukung mungkin saja sudah memadai. Namun, berhubung poin kepentingannya adalah berhasil menghadirkan semua perwakilan dari negara-negara peserta G20, kami merasa persiapan infrastuktur tidak punya arti apa-apa.

Kondisi geopolitik global saat ini sedang alami krisis akibat pecahnya perang di Ukraina. Imbas perang ini merasuk hingga ke kesuksesan penyelenggaraan KTT G20 nanti. Kenapa?

Sebab, dilansir dari berbagai media antara lain Vladimir Putin Bakal Hadir di Bali, Negara Barat Ancam Boikot KTT G20? dan PM Australia Serukan Boikot KTT G-20 di Indonesia Jika Putin Hadir , ini jelas jadi ketegangan baru yang mau tidak mau menyeret Indonesia di dalamnya. Kita tentu ingin jadi tuan rumah yang ramah pada semua tamu. Jika kita melarang Putin hadir, itu mudah dinilai kalau kita pro NATO. Jika kita biarkan Putin hadir juga kita akan dinilai kalau kita pro Rusia. Netralnya di mana? Politik bebas aktifnya kita bukan jargon kosong, bukan?

Memang memusingkan. Tapi inilah realita yang mesti kita hadapi sekarang ini.

Kita perlu semacam legacy bahwa negara kita nonblok dan punya komitmen politik luar negeri yang bebas dan aktif. yang di sisi lain oleh Konstitusi Dasar Negara RI diamanatkan untuk " ....ikut melaksanakan ketertiban dunia".

Maka, bila di saat yang sama kita diposisikan sebagai tuan rumah Konferensi KTT G20, kita mau tak mau dipaksa untuk berhasil "memaksa" baik Rusia pun NATO untuk tetap berbagi ruangan bersama di konferensi dinaksud lepas dari bayang-bayang perang di Ukraina.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun