25 Januari 2012 22:39Diperbarui: 25 Juni 2015 20:273490
Perilaku prajurit TNI dan Polri tak habis-habisnya jadi sorotan, baik di tengah masyarakat maupun di media massa (termasuk Kompasiana). Pada umumnya berisi hujatan, hanya sedikit yang memberi pujian. Itu menandakan bahwa ada masalah kecil di kedua institusi penting ini, yaitu masalah sumber daya manusia. Sayang sekali, harapan masyarakat yang begitu besar kepadanya dicemari oleh oknum-oknum yang mengabdi setengah hati. Memang hanya sedikit, tetapi nila setitik itulah yang merusak susu sebelanga.
Tetapi masyarakat pun tak boleh lupa bahwa kita semua ikut andil dalam menciptakan kondisi itu. Tingkah laku aparatur TNI dan Polri adalah cerminan dari tingkah-laku masayarakat, karena mereka berasal dari masyarakat. Lebih ke hulu lagi, itu menjadi bukti bahwa kita telah gagal menyiapkan putera/puteri terbaik dalam keluarga untuk menjadi patriot andalan sebagaimana kita inginkan.
Berkaitan dengan itu, saya telah memaggil putera saya yang kini sedang duduk di bangku kelas 3 SMA. Kepadanya saya sampaikan titah Baginda Raja yang bermukim di Kerajaan Bintang, sebagai berikut:
“Kau bercita-cita menjadi polisi? Siap memikul tugas mulia?”
“Siap, ayah!”
“Bukan mencari pekerjaan, kekayaan atau kedudukan. Tapi semata-mata untuk mengabdi kepada masyarakat!”
“Siap, ayah!”
“Baik, kita ikuti seleksi masuk Akpol tahun ini. Semoga takdir Tuhan seiring dengan cita-citamu. Mengawal ketenteraman masyarakat dalam situasi apa pun juga!”
Demikianlah, titah Baginda Raja itu. Dalam hati saya bertekad untuk menjaga kemurnian cita-cita putera saya ini, jika kelak menjadi polisi. Ia mestilah menjadi polisi yang hebat, bintang yang menyinari kehidupan masyarakat. Siapa tahu saya mendapat kemuliaan pula, entah masih hidup atau sudah tiada, dipanggil ayah oleh seorang……..Kapolri!
Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda.