Berangkat dari peranan ABRI di masa lalu - populer disebut dwi fungsi - ketika itu ABRI memegangperan vital di setiap lembaga kenegaraan mulai dari eksekutif, yudikatif dan legislatif. Tak ada kegiatan kenegaran yang tidak berbau keringat TNI. Bentuk organisasinya yang ketat (mereka menyebutnya garis komanado) membuat ABRIsangat mudah dikendalikan, dibelokkan, dimanfaatkan untuk tujuan politik. Jika komandannya di Jakarta berteriak bahwa langit itu kuning maka seluruh anak buahnya dari Sabang sampai Merauke membenarkannya. Keadaan itu membuat ABRI dihujat dan dicaci-maki sebagai bagian yang ikut menanggung segala kegagalan pemerintahan di masa lalu.