Salah satu yang paling banyak dipersoalkan adalah keberadaan Blog Jurnalis dan Blog Penulis Tamu. Prayitno Ramelan adalah salah satu di antara mereka itu. Mereka mendapat keistimewaan masuk HL, lalu dipajang di pojok kanan atas, sehingga memiliki kesempatan lebih banyak dikunjungi pembaca. Pentingnya jumlah pembaca dalam satu tulisan dapat dipahami dari penekanan Pepih Nugraha sebagai pengantar buku tulisan Wisnu Nogroho, bahwa setiap postingan dalam buiku itu dibaca sekian ribu orang, ditanggapi sekian ratus orang. Tapi Pepih Nugraha tidak menjelaskan berapa lama postingan itu dipertontonkan di halaman muka Kompasiana!
Bandingkanlah dengan postingan kompasianer lainnya. Tak lebih 10 menit, lewat ke balik layar. Tak peduli betapa bermutu tulisan itu dan betapa serius penulisannya. Niscaya berkelebat begitu saja.
Saya sadar sesungguhnya bahwa Yth. Pak Prayitno Ramelan dan Wisnu Nugroho adalah penulis-penulis berkualitas. Tulisan Pak Prayitno Ramelan nyaris seluruhnya mencerdaskan pembaca. Khusus Wisnu Nugroho, betapa pun hebat tulisan itu nilainya runtuh di mata saya karena tidak menggunakan tata-tulis yang benar. Sedangkan penulis lainnya, tak ada postingan mereka yang bermutu. Lelah bergunjing kehebatannya sendiri, mereka berkoar kehebatan bangsa asing. Seperti tulisan hari ini, mereka saling memuji antar sesamanya. Bayangkan saja, saling membesarkan antar sesamanya, di hadapan orang banyak. Entah apa reputasi orang yang dipuji dan apa maksud memuji !
Kalau ada postingan mereka yang memenuhi tiga unsur: Memuliakan martabat kemanusiaan, mencerdaskan kehidupan bangsa , dan memperkokoh persatuan NKRI, tolong berikan saya link-nya. Saya akan membacanya dengan kesungguhan hati. Tapi kalau hanya berisi gunjingan, memuji-muji kecap sendiri, maaf, membukanya pun saya tak sudi!
Kalau saya Pak Prayitno Ramelan, saya akan bekukan akun saya dan keluar dari blog istimewa itu. Saya akan masuk ke arena Kompasiana secara terbuka, bersaing secara jantan, tanpa embel-embel apa pun selain mempertaruhkan opini!
*****