Namun apabila KPU memandang tak perlu menjawab kampanye hitam itu - toh namanya juga kampanye hitam, maka KPU harus menyatakannya secara resmi. Bahwa kampanye hitam itu hanya akan merusak kesatuan dan persatuan bangsa, tak ada pengaruhnya bagi KPU.
Akan tetapi KPU tetap harus menampilkan Capres/Cawapres sebanyak mungkin di depan publik, yang tujuannya juga untuk mengurangi intensitas kampanye hitam, namun dengan materi-materi pertanyaan yang lebih futuristik, menyangkut program-program mereka ke depan, baik yang tertulis dalam visi-misi maupun kecenderungan akal-pikiran mereka terhadap persoalan bangsa ini.
Adapun pertanyaan-pertanyaannya antara lain adalah, sbb:
1. Apa rencana para Capres/Cawapres dalam rangka penegakan hukum yang sangat parah sekarang ini? Bagaimana caranya memberanas premanisme yang sangat meresahkan masyarakat itu? Bagaimana dengan pungli? Peredaran senjata gelap? Peredaran narkoba dan miras?
2. Apa rencana para Capres/Cawapres untuk membina kesatuan dan persatuan bangsa? Bagaimana dengan konflik horizontal? Terorisme dan fundamentalisme? Gerakan-gerakan separatisme?
3. Apa rencana para Capres/Cawapres dalam menjaga kedaulatan Territorial Indonesia? Kedaulatan ekonomi dan pangan?
4. Dan lain-lain.
Saya percaya sekali, jika topik-topik ini telah diperbincangkan di televisi, maka topik ini akan menjadi ulasan utama di media sosial maupun di media massa, dengan sendirinya menggeser kampanye hitam.
Ayolah, KPU, yang sergep, dong. Jangan tunggu lama-lama.....
****
