Dalam dua kali penampilannya di debat Pilpres, tampak jelas bahwa Prabowo bukanlah seseorang yang mahir berdebat atau pandai mencari-cari kesalahan orang lain untuk diperbincangkan. Ia tampaknya tak terbiasa dengan debat kusir. Ia hanya memiliki ketulusan niat yang terpancar dari ekspresinya dan kata-katanya. Karena itu ia seringkali terpojok jika lawan debatnya menariknya ke arah perdebatan liar.
Namun demikian jangan berharap dapat menikmati kegirangan jika berhasil mempermalukan seorang Prabowo, sang Media Darling yang baru itu.
Jusuf Kalla sudah membuktikannya. Hanya sejenak ia mampu tertawa setelah berhasil memojokkan Prabowo, berikutnya ia langsung keringat dingin. Tiba-tiba masyarakat luas membela Prabowo dengan menelanjangi Jusuf Kalla. Tak kurang dari Mensekkab Dipo Alam menghantam JK dengan membeberkan ketamakannya soal rumah untuk mantan Wapres, plus pernyataan bahwa JK pernah dipecat Gusdur karena kedapatan korupsi. Lalu muncul Linda Jalil dengan puisinya berjudur Mulut Si Tua Berbau Anyir. Ditambah lagi serangan Andi Arif yang dapat diibaratkan rudal berkepala nuklir, menyatakan bahwa salah satu timses Jokowi dan putera tertua Jokowi terlibat tindak pidana pencucian uang. Barangkali Jusuf Kalla menyesali perbuatannya, tetapi nasi sudah menjadi bubur.
Tetapi bubur pun jangan dibuang. Bubur nasi tambah gula aren, enak sekali!
Terlambat memahami kecenderungan ini, bisa-bisa Jokowi - JK gulung tikar. Jangankan hendak menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI, malahan bisa berakhir di balik terali besi. Itu semua karena keduanya memiliki rekam jejak yang berkarat, yang masih tersembunyi karena orang-orang yang mengetahuinya tak berniat membongkarnya. Tetapi jika Jokowi - JK dan timsesnya tetap congkak tanpa etika memojokkan seseorang yang telah menjadi media darling, lihatlah pembalasannya. Bukan tak mungkin Andi Arif menggunakan kewenangannya untuk memaksa KPK mengambil tindakan. (Ingat ketika Misbakhun pontang-panting melayani tuduhan Andi Arif soal keterlibatannya dalam kasus Century, meskipun kemudian dilepaskan karena tak terbukti. Sedangkan tuduhan Andi Arif yang sekarang ini, ia mengatakan memiliki bukti yang soheh).
Wallohu a'lam bissowab.
****