Penipuan ini biasanya dilakukan oleh komplotan yang sudah terorganisir. Mereka menawarkan barang-barang dengan harga menggiurkan, seperti ponsel, sepeda motor, hingga barang elektronik lainnya di grup jual beli Facebook. Untuk meyakinkan pembeli, pelaku menawarkan metode transaksi menggunakan rekening bersama (rekber), yang seharusnya dapat menjamin keamanan transaksi. Namun, ternyata rekber yang digunakan adalah palsu dan dikendalikan oleh komplotan tersebut.
Modus Operasi Penipuan
Dalam kasus ini, para pelaku memanfaatkan jasa rekening bersama abal-abal yang dibuat semirip mungkin dengan jasa rekber resmi. Modusnya, pelaku menawarkan barang yang diinginkan korban dengan harga jauh lebih murah dari pasaran. Setelah korban setuju, pelaku mengarahkan untuk menggunakan jasa rekber, yang ternyata adalah bagian dari komplotan penipu itu sendiri.
Setelah korban mentransfer uang ke rekening yang dianggap aman, pelaku tak kunjung mengirim barang. Bahkan ketika korban mencoba menghubungi pelaku atau admin rekber palsu, semua akses komunikasi terputus, dan uang korban tidak bisa kembali.
Korban Semakin Banyak
Kasus penipuan ini telah memakan banyak korban dari berbagai daerah di Indonesia. Salah seorang korban, Rina (30), mengaku kehilangan uang sebesar Rp 5 juta setelah membeli ponsel yang ditawarkan melalui grup Facebook. "Saya yakin karena ditawarkan pakai rekber, jadi saya pikir aman. Ternyata semua penjual dan admin rekbernya komplotan penipu," ungkapnya kecewa.
Berdasarkan laporan dari pihak kepolisian, para pelaku sulit ditangkap karena sering kali menggunakan identitas palsu dan nomor rekening atas nama orang lain. Namun, polisi tetap menghimbau masyarakat untuk lebih waspada dalam bertransaksi online.