Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Anas Dibungkam KPK, Tsunami Politik Bakal Terjadi?

11 Januari 2014   12:26 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:56 1671 10
Anas Urbaningrum, politikus muda dengan kualitas berpolitik yang tinggi menjadi tahanan KPK selama 120 hari kedepan karena diduga terlibat kasus-kasus korupsi yang disangkakan kepadanya. Sebagian masyarakat yang menjadi pendukungnya meyakini bahwa Anas adalah korban perpolitikan yang ada di dalam tubuh Partai Demokrat pasca kasus terbongkarnya korupsi M. Nazaruddin, mantan bendahara umum Partai Demokrat. Dari sikap dan kalimat-kalimat yang meluncur melalui media sosial dari seorang Anas, diketahui bahwa ada masalah "serius" antara Anas dengan SBY; Demikian pula dengan SBY, ucapannya di Jeddah ditafsirkan sebagai "intervensi" penguasa kepada KPK untuk menetapkan Anas sebagai tersangka; Artinya, keduanya sedang punya masalah "serius" dalam hubungan relasi berpolitik di internal Partai Demokrat.

Masalah serius antara Anas dan SBY inilah yang sekarang menjadi perhatian seluruh rakyat Indonesia, kenapa dan ada apa? Pertarungan politik tingkat tinggi ditunjukkan oleh keduanya ke hadapan rakyat Indonesia, sangat menarik karena keduanya mempunyai posisi politik dan kekuasaan yang berbeda. Anas saat ini sedang dalam keadaan "powerless" secara akses kekuasaan, maka sikapnya lebih kepada "menyerang" dengan kata-kata yang hanya bisa dimengerti oleh SBY dan para pendukung terdekat Anas, orang lain hanya menerka-nerka melalui berbagai analisis. Sebaliknya, SBY masih "powerfull" dengan TNI pun di belakangnya, ini ditunjukkan rencana penganugerahan gelar "Jenderal Besar" kepada SBY oleh Panglima TNI; Akses kekuasaan masih dimiliki oleh SBY sehingga ini wajar mengundang kecurigaan bahwa kasus Anas telah diintervensi oleh penguasa, apalagi banyaknya isu tidak sedap yang beredar perihal sepak terjang penguasa dalam mengamankan keluarganya.

Posisi rakyat yang terbelah dalam menyikapi perseteruan politik antara Anas dengan SBY sangat membahayakan kelangsungan hidup bernegara bangsa Indonesia. Sikap TNI dan lembaga-lembaga negara yang digiring untuk "mencitrakan" SBY sebagai pribadi yang baik dan benar dalam situasi seperti ini bisa mengesankan situasi kembali kepada era Soeharto, bahwa penguasa menggunakan alat-alat negara untuk memberi kesan "Sang Presiden" adalah benar...! Kalau ini terjadi, artinya rakyat yang kontra terhadap pemerintahan ini akan didorong untuk melakukan demonstrasi besar-besaran untuk berhadapan dengan alat-alat negara seperti pada tahun 1998 yang lalu. Oleh karena itu sebaiknya TNI dan lembaga-lembaga negara bersifat netral dan peka serta menolak penggiringan untuk menaikkan citra penguasa yang memang sudah babak belur di akhir kekuasaannya. Biarlah penilaian buruk dari rakyat tetap konstitusional dengan berakhirnya pemerintahan ini, tidak perlu digiring menjadi sebuah demonstrasi dan kerusuhan yang tidak perlu.

Kasus Anas yang membuat rakyat terbelah bisa dilihat dari beberapa komentar yang muncul di media online; Tidak sedikit yang mendukung Anas dan bahkan rata-rata yang mencaci-maki Anas pun tidak memiliki keyakinan yang kuat apakah pemerintahan dan keluarga SBY bersih dari korupsi. Tentu saja kalau ini dimanfaatkan oleh pemicu "tsunami politik" bisa menyebabkan kondisi "chaos" tak terkendali. Apalagi menjelang Pemilu 2014 banyak agenda politik yang disusun oleh berbagai kalangan untuk meraih kekuasaan dengan cara apa pun,termasuk SBY didalamnya....!

Imej Anas dibungkam melalui KPK saat ini begitu besar persepsinya di kalangan rakyat yang berpendidikan tinggi. Oleh karena itu sebaiknya semuanya tetap waspada adanya "tsunami politik" di tahun 2014 ini.....!

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun