Membalas pesan untukmu aku harus bertapa
Tak ingin salah dan menampilkan yang terindah
Seindah senja di sore yang cerah
Aku tak kuasa saat kau terluka
Terburuk karena punya masalah
Tak mampu tidur hingga tengah malam
Tak makan karena merasa tak lapar
Aku selalu menanti di garis akhir
Berbaris di garis paling terdepan
Mendambamu hingga tak mampu beranjak
Hingga malaikat membunuhku
Dalam rangkuman sajak yang aku tulis
Isinya penuh dengan buaian pengecut
Sosok pecundang penuh dengan kata rumit
Bernyayi dengan nada tanpa makna kata
Aku selalu berharap suatu saat
Telinganku untuk keluh kesahmu
Pundakku untuk menenangkanmu
Kehadiranku untuk menjagamu
Kamu sangat benci menunggu
Marah, tak sabaran mengerutu
Aku rasa tak terlalu salah dengan hal itu
Ya kita adalah rasa yang saling menunggu