Drama penyanderaan politik yang dilakukan oleh PDIP telah berkahir dengan "tewas"-nya seorang yang mempunyai integritas dan loyalitas tinggi. Rustriningsih terpental dari bursa calon gubernur Jawa Tengah karena tidak memperoleh rekomendasi dari DPP PDIP. Ibarat kata Srikandi telah jatuh ke tanah sebelum terpanah, ya Rustriningsih telah kalah sebelum pertarungan yang sesungguhnya dimulai. Rekomendasi yang dibawa oleh Sekjen PDIP Cahyo Kumolo ditunggu oleh para relawan Rustriningsih dari berbagai daerah di Jawa Tengah sejak pukul 15.00 sampai pukul 19.00 di Rumah Dinas Wakil Gubernur Jl.Rinjani No 1 Semarang. Pada pukul 19.00 saat memperoleh informasi bahwa Rustriningsih tidak mendapat rekom, para pendukung dn relawan masih berharap Rustriningsih maju memakai kendaraan partai lain, tetapi Rustriningsih tetap bersikukuh untuk membuktikan loyalitasnya terhadap PDIP.
Para relawan dan pendukung Rustriningsih melakukan pembicaraan dan menyepakati beberapa hal yang bisa menjadikan PDIP kalah dalam pilgub tahun ini dan pileg 2014. Para relawan dan pendukung Rustriningsih menilai DPP PDIP yang selalu menyuarakan sebagai partai wong cilik, ternyata tidak pernah mendengar usulan wong cilik. Ya betul, di akar rumput nama Rustriningsih memang sangat populer, bahkan banyak kunjungan Rustriningsih ke beberapa kabupaten / kota pada saat - saat yang lalu dibiayai oleh para relawan dan pendukungnya. Sangat pantas apabila relawan dan pendukung Rustriingsih begitu kecewa terhadap PDIP, yang akhirnya mereka menjadi antipati terhadap partai berlambang banteng monong putih. Bahkan di sela-sela kecaman ada beberapa kader PDIP dari daerah yang akan membakar dan merobek bendera Partai. Mereka menyesalkan bahwa mulut putih dari banteng di lambang PDIP ternyata tidak sesuai dengan kenyataan dalam berpolitik. Akankah PDIP hancur di 2014? Pertanyaan yang bisa jadi jawabanya adalah YA.